Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui bahwa perekonomian Indonesia tengah melambat ketika ditunjuk menjadi Bendahara Negara oleh Presiden Prabowo Subianto pada awal September lalu.
Biasanya ketika negara ingin menambah pendapatan negara, solusinya adalah dengan menaikkan pajak.
Namun, mentri Keuangan Purbaya malah bilang " Kalau ekonomi lemah, kenaikan pajak jutru bikin makin jatuh" Langkah pak purbaya ini bikin banyak pengusaha dan konsultan pajak garuk kepala. karena logikanya sederhana tapi punya dampak yang besar.
ini yang disebut counter-cyclical policy, kebijakan melamawan arus. Kalau lagi susah, pajak jangan dikejar dulu.
Purbaya sadar, setiap rupiah pajak yang dipungut terlalu cepat itu seperti menarik oksigen dari bisnis yang lagi ngos-ngosan, makanya strateginya perlu diganti.
Bukan menambah pajak, tapi mengatur kembali uang-uang yang sudah ada, uang yang "nganggur" di Bank Indonesia? dibelanjakan ke ekonomi nyata.
Hasilnya, bunga turun, kredit jalan dan konsumsi akan tumbuh
Simpelnya, pak purbaya lagi kasih "oksigen" ke sektor rill sebelum menambah beban.
Tujuannya agar pengusaha semangat ekspansi dulu, nanti setelah ekonomi pulih, pajak pelan-pelan naik.
Bukan karena dipaksa, tapi karena ekonomi sudah hidup lagi.
Hal menarik lainnya, purbaya juga akan menaikkan batas PTKP (Penghasilan tidak kena pajak). artinta masyarakat dengan pendapatan rendah bisa konsumsi lebih banyak.
Efek domino-ya: ekonomi akan berputar lebih cepat tanpa harus cetak uang
menariknya pak purbaya tuh bilang, "Kalau semua dikasih pajak pas lagi jatuh, itu bukan kebijakan. itu bunuh ekonomi."
Bagi pembayar pajak, sinyalnya jelas : Era pajak reaktif sudah berakhir !
Sekarang masuk fase pajak adaptif, berbasis data dan diukur dampaknya ke ekonomi.
Intinya Bapak Purbaya lagi mengajarkan kita satu hal sederhana, Negara bisa kaya tanpa bikin rakyat sesak.
Karena efesiensi bukan soal potong atau mengurangi, tapu soal mengerti kapan harus rem dan kapan harus ngegas.
Karya notesbymaru
