-->
https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Teori Phubbing : Pengertian, Aspek dan Faktor Penyebab

Senin, 23 November 2020

 
phubbing

Pengertian Phubbing

Chotpitayasunondh dan Douglas (2018) menuliskan bahwa istilah Phubbing adalah portmanteau atau lakuran yang merupakan gabungan dua kata atau bagian kata “Phone” dan “Snubbing” yang menggambarkan tindakan penghinaan seseorang dalam konteks sosial dengan memilih lebih memperhatikan smartphone miliknya daripada memperhatikan apa yang disampaikan oleh lawan bicaranya. 

Istilah ini awalnya diciptakan oleh Macquarie Dictionary untuk mewakili pertumbuhan penyalahguaan smartphone di lingkungan sosial. Dalam interaksi sosial, seorang “phubber” didefinisikan sebagai orang yang melakukan Phubbing pada temannya, dan “Phubbee” dapat didefinisikan sebagi orang yang menerima perilaku Phubbing (Chotpitayasunondh & Douglas (2018). 

Roberts & David (2017) mengemukakan bahwa Phubbing bisa berbentuk percakapan terputus dengan seseorang ketika dia menghadirkan smartphone atau ketika sedang bersama seseorang tetapi menggunakan smartphone daripada berkomunikasi. Perilaku ini dapat berupa pandangan sembunyisembunyi pada smartphone-nya ketika berbicara dengan orang lain, mengganggu percakapan untuk menerima panggilan, menanggapi teks, atau membuat posting, atau hanya mengabaikan keberadaan saat sedang berkomunikasi tatap muka.

Baca Juga
: 9 Hal yang Bisa Membuatmu Produktif Di tempat Kerja

Karadag, Tosuntas, Erzen,  Bostan, Duru, Sahin, Culha & Babadag (2015) mengemukakan bahwa Phubbing adalah perilaku memainkan smartphone ketika melakukan percakapan secara langsung dengan orang lain dan mengabaikan komunikasi interpersonal. 

Chotpitayasunondh dan Douglas (2016) menggambarkan Phubbing sebagai tindakan snubbing seseorang dalam pengaturan sosial dengan memperhatikan smartphone dari pada merespon atau memperhatikan apa yang lawan bicaranya sampaikan. Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa Phubbing merupakan tindakan mengabaikan komunikasi tatap muka dengan lebih memperhatikan smartphone miliknya daripada berbicara dengan orang yang ada didekatnya secara langsung.

Aspek-Aspek Phubbing

Karadag, Tosuntas, Erzen, Duru, Bostan, Sahin, Culha & Babadag (2015) mengemukakan bahwa perilaku Phubbing terdiri dari 2 aspek yang terdiri dari communication disturbance dan phone obsession.

a.  Communication disturbance

Adalah perilaku mengganggu komunikasi yang dilakukan dengan terus berurusan dengan handphone miliknya pada saat berkomunikasi tatap muka. Perilaku ini dapat ditunjukkan dalam bentuk selalu melirik handphonenya atau memainkannya saat bersama orang lain.

b. Phone Obsesion Communication disturbance

Adalah perilaku yang menunjukkan tidak dapat terlepas dari jangkauan hanphone miliknya meski sedang tidak berada dalam konteks komunikasi tatap muka.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Phubbing

Perilaku Phubbing dapat dipengaruhi oleh berbaga faktor diantaranya:

a. Gender

Penelitian yang telah dilakukan oleh Chotpitayasunondh dan Douglas (2016) serta Karadag, Tosuntas, Erzen, Duru, Bostan, Sahin, Culha & Babadag (2015) telah menunjukkan bahwa gender memiliki pengaruh terhadap munculya perilaku Phubbing. Perempuan dianggap lebih sering melakukan Phubbing daripada laki-laki.

Baron dan Campbell (2012) menjelaskan bahwa perempuan menjadikan smartphone sebagai media yang memfasilitasi interaksi sosialnya, sementara laki-laki lebih banyak menggunakan smartphone sekedar untuk berbagi informasi. Meski perempuan dianggap lebih sering melakukan Phubbing dari pada laki-laki, rupanya penelitian terbaru yang dilakukan oleh Al-saggaaf, MacCulloch dan Wienar (2018) menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitiannya menujukkan bawa laki-laki lebih banyak sering melakukan Phubbing dari pada perempuan. Meski menunjukkan hasil berbeda, ketiga penelitian tersebut nampanya hanya diuji pada sample perempuan yang lebih dominan.

b. Trait Boredom

Menurut Al-Saggaf, Maculloch, dan Wiener (2018), trait boredom didefinisikan sebagai sifat kebosanan yang cenderung berulang. Pielot, Dingler, Pedro dan Oliver (2015) mengemukakan bahwa trait boredom sering juga disebut sebagai boredom proneses yang diatikan sebagai kecenderungan mengalami kebosanan. 

Kebosanan yang dimaksudkan bukanlah kebosanan secara situasional melainkan disposisional atau sifat yang mengarah pada perasaan bosan yang berulang. Seseorang yang mengalami kebosanan akan mencari sesuatu yang bisa menarik perhatiannya, sementara smartphone sengaja dirancang untuk menarik perhatian serta memanjakan penggunanya.

c. Kebutuhan Psikologis dan Relatednes

Kecanduan ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangan banyak dan tidak mampu mengontrol penggunaan. Orang orang yang menunjukkan sindrom ini akan merasa cemas, depresi atau hampa jika tidak bersama dengan objek candunya. Karadag, Tosuntas, Erzen, Duru, Bostan, Sahin, Culha & Babadag (2015) dalam penelitiiannya telah menunjukkan bahwa berbagai bentuk kecanduan telah berpengaruh kepada perilaku Phubbing, seperti kecanduan telepon genggam, Internet, media sosial dan kecanduan game





Semoga Bermanfaat..
Jangan lupa meninggalkan komentar ya.