https://www.idblanter.com/search/label/Template
https://www.idblanter.com
BLANTERORBITv101

Teori, Proses dan Cara Kerja Memori

Senin, 14 Oktober 2019
Teori, Proses dan Cara Kerja Memori
Teori, Proses dan Cara Kerja Memori

Pengertian memori

Tulving (Sternberg & Sternberg, 2012:187) mengemukakan bahwa memori adalah proses individu mempertahankan dan mengambil pengalaman masa lalu untuk digunakan sebagai informasi di masa sekarang. King (2010:396) mengemukakan bahwa memori adalah tempat penyimpanan informasi melalui proses encoding, storage, dan retrieval seiring waktu berjalan. Glassman dan Hadad (2009:170) mengemukakan bahwa memori adalah mediator perilaku individu dengan menggunakan informasi di masa lalu.

Oztekin dan McElree (2010:383) mengemukakan bahwa kapasitas kerja memori digunakan untuk memprediksi tugas kognitif termasuk membaca, pemahaman bahasa, menulis, dan pemecahan masalah. Sternberg (2008:148) mengemukakan bahwa memori adalah cara individu untuk mempertahankan dan menarik pengalaman masa lalu yang digunakan di masa sekarang. Solso, Maclin, dan Maclin (2008:158) mengemukakan bahwa memori adalah bagian penting dari proses kognitif individu. James (Solso, Maclin, & Maclin, 2008:158) mengemukakan bahwa memori individu bersifat dikotomi merupakan informasi masuk dalam memori ada yang hilang dan menetap dalam jangka waktu lama.


Proses memori

Sternberg dan Sternberg (2012:187) mengemukakan bahwa proses memori mengacu pada mekanisme yang dinamis. Mekanisme dinamis mencakup proses encoding, storage, dan retrieval informasi pengalaman di masa lalu. Sternberg dan Sternberg (2012:187) mengemukakan bahwa proses memori terbagi menjadi tiga, yaitu:

A. Encoding

Sternberg dan Sternberg (2012:187) mengemukakan bahwa encoding adalah proses individu mengubah data sensoris menjadi bentuk representasi mental. Roediger dan Meade (2000:119) mengemukakan bahwa encoding adalah tahap pertama memori mengacu pada persepsi terhadap kejadian. King (2010:397) mengemukakan bahwa encoding adalah proses individu memasukkan informasi ke penyimpanan memori. King (2010:397) mengemukakan bahwa informasi masuk ke dalam penyimpanan memori melalui dua cara, yaitu secara otomatis dan melibatkan usaha.

Craik dan Lockhart (King, 2010:398-399) mengemukakan bahwa terdapat tiga model proses encoding, yaitu pertama pemrosesan tingkat dangkal adalah individu menganalisis fitur fisik dan perseptual. Kedua yaitu pemrosesan tingkat menengah adalah pemrosesan yang digunakan untuk mengenali dan memberikan label pada rangsangan. Ketiga yaitu pemrosesan tingkat terdalam merupakan  informasi diproses secara semantik sesuai dengan makna dan mengasosiasikan stimulus yang hadir.

Howes (King, 2010:399) mengemukakan bahwa memori individu akan meningkat ketika melakukan asosiasi terhadap rangsangan dan menggunakan pemrosesan tingkat terdalam. King (2010:399) mengemukakan bahwa pengodean di tingkat pemrosesan terjadi pada sebuah rangkaian dari tingkat dangkal sampai ke tingkat terdalam. King (2010:399) mengemukakan bahwa pemrosesan tingkat terdalam dapat menghasilkan memori lebih baik.

King (2010:399) mengemukakan bahwa encoding memori tidak tergantung pada tingkat terdalam pemrosesan, tetapi semakin luas pemrosesan dilakukan semakin baik penyimpanan memori. King (2010:399) mengemukakan bahwa elaborasi adalah keluasan pemrosesan informasi pada setiap tingkat memori. King (2010:399) mengemukakan bahwa elaborasi menghasilkan memori yang baik dikarenakan informasi diberikan kekhasan tertentu dengan melakukan kode memori.

B. Storage

 Sternberg dan Sternberg (2012:187) mengemukakan bahwa storage adalah proses individu menyimpan informasi dengan melakukan pengodean dalam memori. King (2010:402) mengemukakan bahwa storage adalah proses individu mempertahankan informasi seiring dengan waktu dan merepresentasikan informasi dalam memori. King (2010: 402) mengemukakan bahwa sistem storage memori Atkinson Shifrin terbagi menjadi tiga, yaitu:


1) Memori sensoris

 King (2010:402-403) mengemukakan bahwa memori sensoris adalah tempat penyimpanan informasi dari lingkungan sekitar dalam bentuk sensoris asli dan dipertahankan selama sepersekian detik. King (2010:403) mengemukakan bahwa memori sensoris merupakan memori yang kaya dan detail, tetapi informasi tidak dapat dipertahankan dalam jangka waktu lama. King (2010:403) mengemukakan bahwa individu dapat menyimpan informasi dengan menyalurkan informasi ke memori jangka pendek dan memori jangka panjang.

King (2010:403) mengemukakan bahwa memori sensoris terbagi menjadi dua bagian, yaitu pertama echoic memory adalah memori dapat dipertahankan selama beberapa detik untuk stimulus sensoris auditori. Kedua yaitu iconic memory adalah memori bertahan sekitar lima belas detik untuk stimulus sensoris visual. Sperling (King, 2010:404) mengemukakan bahwa iconic memory adalah memori yang dapat hilang dengan cepat, sehingga individu tidak memiliki waktu untuk mentransfer informasi ke memori jangka pendek.


2) Memori jangka pendek

King (2010:404) mengemukakan bahwa memori jangka pendek adalah sistem memori dengan kapasitas terbatas dan informasi dapat dipertahankan sekitar tiga puluh detik. King (2010:404) mengemukakan bahwa individu mempertahankan informasi lebih lama dengan melakukan strategi tertentu. King (2010:405) mengemukakan bahwa terdapat dua cara untuk meningkatkan memori jangka pendek, yaitu pertama pengelompokan adalah mengelompokkan informasi menjadi unit yang dapat diingat sebagai satu unit tunggal. King (2010:405) mengemukakan bahwa pengelompokan informasi adalah bentuk dari encoding memori, secara khusus merupakan elaborasi.

King (2010:405) mengemukakan bahwa peningkatan memori kedua yaitu pengulangan adalah cara untuk mempertahankan informasi lebih lama dengan melakukan pengulangan mengenai informasi yang bersifat verbal. King (2010:405) mengemukakan bahwa pengulangan sangat baik digunakan individu untuk mengingat sejumlah informasi berupa daftar angka dan benda. King (2010:405) mengemukakan bahwa proses pengulangan tidak perlu dilakukan untuk mempertahankan informasi dalam jangka waktu lama karena tidak menambahkan makna pada informasi.

Baddeley (King, 2010:406) mengemukakan bahwa sistem memori terbagi menjadi tiga yaitu pertama lingkar fonologis adalah tempat individu menyimpan informasi berupa ucapan. Baddley (King, 2010:406) mengemukakan bahwa lingkar fonologis merupakan sistem yang memiliki fungsi sebagai asisten untuk membantu tugas eksekutif pusat. Baddeley (King, 2010:406) mengemukakan bahwa kedua yaitu kerja memori visuospasial adalah tempat individu menyimpan informasi visual dan spasial termasuk imajinasi. Baddeley (King, 2010:406) mengemukakan bahwa memori visuospasial merupakan memori dengan kapasitas kerja yang terbatas. Baddeley (King, 2010:406) mengemukakan bahwa kerja memori visuospasial dan lingkar fonologis berfungsi secara mandiri.

Baddeley (King, 2010:406) mengemukakan bahwa ketiga yaitu eksekutif pusat adalah tempat informasi diintergrasikan tidak hanya dari lingkar fonologis dan kerja memori visuospasial, tetapi juga dari ingatan jangka panjang. Baddeley (King, 2010:406) mengemukakan bahwa eksekutif pusat memiliki peran penting dalam atensi, perencanaan, dan pengaturan. Baddeley (King, 2010:406-407) mengemukakan bahwa eksekutif pusat memiliki peran untuk memerhatikan dan mengatur informasi yang layak diberi atensi dan diabaikan.

3) Memori jangka panjang

King (2010:407) mengemukakan bahwa memori jangka panjang adalah ingatan permanen yang memiliki kapasitas besar untuk menyimpan informasi dan bertahan lama. Neumann (King, 2010:407) mengemukakan bahwa memori jangka panjang memiliki kapasitas penyimpanan hampir tidak terbatas. Solso, Maclin, dan Maclin (2008:159) mengemukakan bahwa memori jangka panjang adalah jaringan otak individu yang memiliki perbedaan struktur jalur. King (2010:407) mengemukakan bahwa memori jangka panjang terbagi menjadi dua substruktur, yaitu:

a) Memori eksplisit

 King (2010:408) mengemukakan bahwa memori eksplisit adalah individu mengumpulkan informasi secara sadar mengenai kejadian tertentu dan informasi verbal dapat dikomunikasikan. King (2010:409-410) mengemukakan bahwa memori eksplisit terbagi menjadi dua, yaitu pertama memori episodik adalah informasi mengenai kejadian, episode, dan waktu menyangkut emosi. King (2010:409-410) mengemukakan bahwa memori episodik bersifat autobiografi mencakup proses pengambilan informasi yang disengaja dan mendetail.

King (2010:409-410) mengemukakan bahwa kedua yaitu memori semantik adalah memori semantik adalah pengetahuan individu mengenai fakta, ide, dan konsep tentang dunia. King (2010:410) mengemukakan bahwa memori semantik didapatkan secara otomatis yang berhubungan dengan inteligensi dan pendidikan individu. King (2010:410) mengemukakan bahwa sistem memori episodik dan semantik sering kali bekerja sama membentuk ingatan baru.


b) Memori implisit

 King (2010:410-411) mengemukakan bahwa memori impilisit merupakan memori jangka panjang dengan keahlian mengingat dan persepsi sensoris tidak disadari individu. King (2010:411) mengemukakan bahwa sub-sistem memori implisit terbagi menjadi tiga yaitu pertama memori prosedural merupakan proses kerterlibatan keahlian dalam memori. Kedua yaitu pengondisian klasik adalah pembelajaran otomatis mengenai asosiasi antar rangsangan. Ketiga yaitu priming adalah informasi telah dimiliki individu untuk membantu mengingat informasi baru dengan lebih baik dan cepat.

C. Retrieval

Sternberg dan Sternberg (2012:187) mengemukakan bahwa retrieval adalah proses mengambil dan menggunakan informasi tersimpan dalam memori. King (2010:421) mengemukakan bahwa retrieval merupakan proses yang dilakukan untuk mengeluarkan informasi dari memori. Storm, Bjork, dan Bjork (2012:1) mengemukakan bahwa retrieval merupakan proses mengakses informasi dalam penyimpanan memori untuk menanggapi isyarat dari stimulus. King (2010:421-422) mengemukakan bahwa retrieval merupakan proses yang dipengaruhi oleh cara individu memberikan kode pada informasi dan cara informasi disimpan. King (2010:422) mengemukakan bahwa serial position effect adalah kecenderungan individu mengingat informasi dibagian awal dan akhir dari sebuah daftar dengan lebih baik. King (2010:423) mengemukakan bahwa individu dapat belajar menggunakan subkategori untuk menghasilkan isyarat retrieval.

King (2010:423) mengemukakan bahwa faktor penting dalam pembedaan ingatan recall dan recognition yaitu kehadiran, ketiadaan isyarat yang baik, dan tugas retrieval. King (2010:423) mengemukakan bahwa recall adalah tugas memori untuk kembali mengambil informasi di dalam memori. King (2010:423) mengemukakan bahwa recognition adalah tugas memori individu untuk mengenali informasi yang pernah dipelajari.

Daftar Pustaka

Cowan, N., & AuBucon, A.M. (2008). Short-term memory loss over time without retroactive stimulus interference. Psychonomic Bulletin & Review, 15(1), 230-235. doi: 10.3758/PBR.15.1.230.

Glassman, W. E., & Hadad, M. (2009). Approaches to psychology (4th ed.). New York: McGraw-Hill Education. 

King, L. A. (2010). Psikologi umum sebuah pandangan apresiatif. (Terjemahan oleh B. Marwensdy). Jakarta: Salemba Humanika.

Oztekin, I., & McElree, B. (2010). Relationship Between Measures of Working Memory Capacity and the Time Course of Short-Term Memory Retrieval and Interference Resolution. Journal of Experimental Psychology: Learning, Memory, and Cognition, 36(2), 383–397. doi: 10.1037/a0018029.

Roediger, H. L., & Meade, M. L. (2000) Memory processes. Dalam K. Pawlik & M. R. Rosenzweig (Eds.), The International Handbook Of Psychology (hal. 117-135). London: SAGE.

Solso, R., Maclin, O., & Maclin, M. K. (2008). Psikologi kognitif (ed. ke-8). (Terjemahan oleh M. Rahardanto dan K. Batuadji). Jakarta: Erlangga.

Sternberg, R. J. (2008). Psikologi kognitif (ed. ke-4). (Terjemahan oleh Y. Santoso). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sternberg, R. J., & Sternberg, K. (2012). Cognitive psychology (6th ed.). Belmont: Wadsworth.

Storm, B. C., Bjork, E. L., & Bjork, R. A. (2012). On the durability of retrieval-induced forgetting. Journal of Cognitive Psychology, 24(5), 1-13. doi: 10.1080/20445911.2012.674030.


Semoga Bermanfaat..
Jangan lupa meninggalkan komentar ya.